Cara pemijahan ikan patin di kolam terpal adalah salah satu hal yang perlu diketahui oleh para pembudidaya ikan patin. Ikan patin merupakan ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena banyak diminati oleh masyarakat. Ikan patin juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan, seperti omega-3, protein, dan vitamin.
Untuk dapat memproduksi ikan patin dengan kualitas baik, salah satu faktor yang penting adalah pemilihan benih yang berasal dari pemijahan yang berhasil. Pemijahan ikan patin dapat dilakukan secara alami atau buatan. Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal, pemijahan secara buatan lebih disarankan.
Pemijahan ikan patin secara buatan dapat dilakukan di kolam terpal yang merupakan salah satu alternatif yang praktis, murah, dan efisien. Kolam terpal juga dapat menyesuaikan dengan luas lahan yang tersedia dan mudah dibongkar jika tidak digunakan lagi.
Lalu, bagaimana cara pemijahan ikan patin di kolam terpal yang efektif dan mudah? Berikut adalah langkah-langkah dan tips yang dapat Anda ikuti.
Persiapan Kolam Terpal
Langkah pertama dalam cara pemijahan ikan patin di kolam terpal adalah menyiapkan kolam terpal yang akan digunakan. Anda dapat membuat kolam terpal dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan jumlah indukan yang akan dipijahkan. Pastikan kolam terpal memiliki kualitas dan ketebalan yang baik agar tidak mudah bocor atau sobek.
Setelah kolam terpal dibuat, isi kolam dengan air bersih yang berasal dari sumber air yang terjamin kualitasnya. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH sekitar 6,5-7,5 dan suhu sekitar 26-28 derajat Celcius. Jangan lupa untuk menambahkan plankton sebagai pakan alami ikan patin di dalam kolam.
Persiapan Indukan
Langkah kedua dalam cara pemijahan ikan patin di kolam terpal adalah menyiapkan indukan yang akan dipijahkan. Indukan ikan patin yang dipilih sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut:
- Sehat, aktif, lincah, dan tidak cacat atau sakit
- Berumur sekitar 1,5-2 tahun dan berbobot sekitar 1,5-2 kg
- Memiliki perbandingan jantan dan betina sekitar 1:1 atau 1:2
- Memiliki kematangan gonad yang tinggi, yaitu dapat dilihat dari perut yang buncit dan sisik yang mengkilap
Indukan ikan patin yang sudah dipilih kemudian dimasukkan ke dalam kolam terpal yang sudah disiapkan. Biarkan indukan beradaptasi dengan lingkungan baru selama beberapa hari. Selama masa adaptasi, berikan pakan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan ikan patin. Anda juga dapat memberikan suplemen atau hormon untuk meningkatkan kematangan gonad indukan.
Proses Pemijahan
Langkah ketiga dalam cara pemijahan ikan patin di kolam terpal adalah melakukan proses pemijahan. Proses pemijahan ikan patin secara buatan dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Pilih indukan ikan patin yang sudah matang gonad dan siap untuk dipijahkan. Pisahkan indukan jantan dan betina di tempat yang berbeda.
- Berikan suntikan hormon ovaprim atau pregnyl kepada indukan betina untuk merangsang pelepasan telur. Suntikan diberikan dua kali dengan interval sekitar 24 jam. Dosis yang digunakan sekitar 0,5-1 ml per kg bobot ikan.
- Setelah 24 jam, periksa apakah indukan betina sudah mengeluarkan telur atau belum. Jika sudah, ambil telur dengan cara mengurut perut indukan dari arah kepala ke arah ekor. Telur yang keluar sebaiknya ditampung di wadah yang bersih dan berisi air.
- Lakukan hal yang sama pada indukan jantan untuk mengeluarkan sperma. Campurkan sperma dengan telur yang sudah ditampung. Aduk perlahan dengan menggunakan bulu ayam atau kawat halus untuk memastikan terjadinya pembuahan.
- Setelah pembuahan terjadi, pindahkan telur yang sudah dibuahi ke dalam wadah yang lebih besar dan berisi air bersih. Biarkan telur menetas selama sekitar 24-36 jam.
Perawatan Larva
Langkah keempat dalam cara pemijahan ikan patin di kolam terpal adalah merawat larva yang sudah menetas. Larva ikan patin yang baru menetas sebaiknya dipindahkan ke kolam terpal yang berbeda dengan indukan. Kolam terpal yang digunakan sebaiknya memiliki kedalaman sekitar 40-50 cm dan dilengkapi dengan aerator untuk menjaga kadar oksigen.
Larva ikan patin yang baru menetas masih memiliki kuning telur yang menjadi sumber energinya. Setelah kuning telur habis, larva ikan patin mulai membutuhkan pakan tambahan. Pakan yang dapat diberikan antara lain plankton, kutu air, cacing sutra, atau pelet halus. Berikan pakan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan larva ikan patin.
Selain pemberian pakan, perawatan larva ikan patin juga meliputi pengendalian kualitas air, pencegahan dan penanganan penyakit, serta pemisahan larva yang sakit atau mati. Lakukan juga pergantian air secara berkala untuk menjaga kebersihan kolam. Jika perlu, tambahkan pupuk organik atau kimia untuk meningkatkan produktivitas plankton di dalam kolam.