Memaksimalkan Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal dengan Sistem Bioflok

Sukses Ternak

Permintaan pasar terhadap ikan lele terus mengalami peningkatan. Dengan adanya permintaan yang terus meningkat, maka perlu adanya keseimbangan stok ikan lele yang memadai. Maka perlu adanya cara yang optimal dalam budidaya ikan lele, yakni menggunakan sistem bioflok.

Budidaya ikan lele menggunakan sistem bioflok tentu dapat membantu para pembudidaya dalam meningkatkan produksi ikan lele konsumsi.  Sistem bioflok juga dapat menekan biaya pakan terhadap budidaya ikan lele. Hal ini dikarenakan dalam penerapan sistem bioflok menggunakan bantuan mikroorganisme dalam pemanfaatan limbah feses ikan lele yang di ubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil atau yang biasa disebut flok.

Hasil pengolahan berupa flok tersebut dimanfaatkan menjadi pakan alami ikan lele. Pembentukan flok tersebut tentu harus melewati beberapa tahapan yang harus dilewati. Berikut merupakan tahapang yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan lele menggunakan sistem bioflok.

Langkah-langkah Budidaya Lele Bioflok

1. Pembuatan Kolam Terpal Bioflok

Dalam budidaya ikan lele bioflok tentu membutuhkan kolam. Kolam yang dapat digunakan tentu berfariatif, diantaranya kolam beton dan kolam terpal. Fokus pembahasan kali ini budidaya pada kolam terpal.

Pada tahap pembuatan kolam terpal untuk sistem bioflok tergolong lebih efisien waktu dikarenakan kolam terpal lebih cepat dalam pemasangannya. Pipa pembuangan air juga perlu diperhatikan, buatlah pipa pembuangan yang memudahkan untuk kedepannya dalam pengurangan air kolam guna mudah dalam mengontrol kualitas air. Selain itu sediakan pipa untuk jalannya air bersih masuk dari sumber air ke dalam kolam.

Untuk menjaga kolam agar tidak mudah terkontaminasi oleh kondisi cuaca, maka buatkan atap transparan diatas kolam. Hal ini bertujuan agar air hujan tidak masuk kedalam dan merubah kualitas air. Mengapa menggunakan atas transparan? Hal ini agar sinar matahari tetap masuk dan ikan mendapatkan sinar matahari secara langsung.

2. Persiapan Media Air Kolam

Kolam terpal yang telah siap, diisi air dengan tinggi sekita 80-100 cm. Kemudian berikan probiotik yang dijual di pasaran dengan dosis yang tertera di kemasan probiotik. Kemudian tambahan air gula merah atau molase (tetes tebu) sebanyak 250 ml/m3. Penggunaan air gula merah atau molase bertujuan sebagai pakan probiotik atau aktivator probiotik.

Selanjutnya diamkan paling sedikitnya 7 hari agar mikroorganisme yang terkandung dalam probiotik tumbuh dan berkembang biak dengan baik.

3. Penebaran Bibit Ikan Lele

Penebaran bibit lele untuk untuk budidaya lele pastikan bibit dalam kondisi yang sehat dan berasal dari indukan yang berkualitas. Bibit ikan lele yang sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Benih bergerak aktif tidak pasif
  • Bibit tidak memiliki cacat fisik seperti bintik putih
  • Ukuran bibit harus seragam untuk menghindari kanibalisme

4. Pemberian Pakan Ikan Lele Sistem Bioflok

Dengan adanya flok atau gumpalan yang ada dikolam sebagai pakan alami ikan lele. Tentu hal ini dapat mengurangi biaya pakan yang dikeluarkan. Namun, pakan pabrikan atau pelet masih tetap harus diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan lele agar tumbuh dengan optimal. Dosisi pakan yang diberikan tentu lebih sedikit dari sistem budidaya ikan lele konvensional. Dengan menggunakan sistem bioflok, pemberian pakan dapat ditekan 50% dari dosis normal pada sistem konvensional yakni 80%. Untuk pemberian pakan sebaiknya di bibis atau dibasahi menggunakan air fermentasi atau air bersih untuk memudahkan ikan menyerap nutrisi dari pakan.

Hal Penting yang Perlu di Perhatikan dalam Sistem Budidaya Lele Bioflok

1. Kekentalan Air Bioflok

Kekentalan media air pada kolam bioflok juga perlu diperhatikan. Apabila air kolam terlalu kental itu menandakan bahwa flok yang terkandung didalam air sangat melimpah, namun memberikan dampak buruk kepada ikan lele karena ruang gerak ikan lele menjadi sempit. Hal ini dapat diatasi dengan pengurangan air kolam dan ditambahan air baru hingga kekentalan yang dianjurkan. Begitu sebaliknya, jika air terlalu encer itu berarti proses pembentukan flok kurang optimal dan perlu adanya penambahan probiotik dan molase.

2. Oksigen Terlarut

Ikan lele juga memerlukan oksigen yang cukup dalam metabolisme untuk tumbuh dengan baik. Dalam sistem budidaya bioflok dibutuhkan lebih banyak oksigen terlarut dalam air karena dalam proses pembentukan flok juga memerlukan oksigen. Maka dari itu diperlukan oksigen tambahan dengan bantuan aerator.

Keunggulan Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem Bioflok

  • Menghasilkan keuntungan yang berlipat
  • Menghemat biaya pakan
  • Rendahnya limbah kotoran ikan
  • Hemat dalam penggunaan air
  • Kualitas air yang terkontrol
  • Padat tebar tinggi

Kelemahan Sistem Budidaya Bioflok

  • Membutuhkan energi listrik tambahan untuk aerator
  • Diperlukan waktu pengecekan kualitas air kolam yang rutin
  • Apabila ikan mengalami sakit harus pengurasan kolam

Berikut adalah cara budidaya ikan lele menggunakan sistem bioflok di kolam terpal untuk pemula. Apabila ada pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar yaa…

Bagikan:

Leave a Comment