Penyakit Kelinci yang Menular pada Manusia dan Cara Mencegahnya

Sukses Ternak

Penyakit kelinci yang menular pada manusia

Kelinci adalah hewan peliharaan yang lucu, imut, dan menggemaskan. Banyak orang yang menyukai kelinci dan ingin memeliharanya di rumah. Namun, sebelum memutuskan untuk memiliki kelinci, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu tentang berbagai penyakit kelinci yang menular pada manusia dan cara mencegahnya.

Penyakit kelinci yang menular pada manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang dapat ditularkan dari kelinci ke manusia melalui kontak langsung, cairan tubuh, kotoran, atau benda yang terkontaminasi. Penyakit kelinci yang menular pada manusia dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti gatal-gatal, ruam, demam, sakit kepala, nyeri otot, gangguan pernapasan, atau bahkan kematian.

Berikut adalah beberapa jenis penyakit kelinci yang menular pada manusia dan cara mencegahnya:

Myxomatosis

Myxomatosis adalah penyakit kelinci yang menular pada manusia yang disebabkan oleh virus myxoma, yang termasuk dalam keluarga pox virus. Penyakit ini menyebar melalui gigitan nyamuk, lalat, kutu, atau pinjal, atau melalui luka yang terkena duri atau semak yang terinfeksi, atau melalui kontak langsung dengan kelinci yang sakit. Penyakit ini banyak ditemukan di Amerika Utara (terutama pantai barat), Amerika Selatan, Eropa, dan Australia.

Kelinci yang terinfeksi myxomatosis akan menunjukkan gejala seperti bengkak di sekitar mata, telinga, dan daerah kelamin, konjungtivitis (radang mata) yang berisi nanah, lesu, nafsu makan menurun, demam, perdarahan kulit, kesulitan bernapas, dan tumor kulit. Kematian biasanya terjadi dalam 1-2 minggu setelah infeksi, tetapi kadang-kadang ada kelinci yang bertahan hidup dan gejalanya akan hilang secara perlahan dalam kurang lebih tiga bulan.

Penyakit ini tidak ada obatnya, karena disebabkan oleh virus. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah memberikan perawatan suportif, seperti memberikan cairan, pakan, obat anti-inflamasi, dan obat penghilang rasa sakit. Vaksinasi dapat memberikan perlindungan sementara, tetapi vaksin tidak tersedia di Amerika Serikat. Kelinci yang hamil atau berusia kurang dari enam minggu tidak boleh divaksinasi. Kadang-kadang, kelinci yang divaksinasi dapat mengalami reaksi lokal di tempat suntikan, tetapi dibandingkan dengan infeksi yang mematikan, reaksi ini tidak berarti.

Cara mencegah penyakit kelinci yang menular pada manusia ini adalah dengan menghindari kontak dengan kelinci liar atau yang terinfeksi, menjaga kebersihan dan kesehatan kelinci peliharaan, melindungi kelinci dari gigitan serangga, dan membawa kelinci ke dokter hewan jika menunjukkan gejala-gejala myxomatosis.

Encephalitozoonosis

Encephalitozoonosis adalah penyakit kelinci yang menular pada manusia yang disebabkan oleh parasit mikrosporidia yang bernama Encephalitozoon cuniculi. Parasit ini dapat menginfeksi berbagai organ, seperti otak, ginjal, mata, atau paru-paru. Penyakit ini menyebar melalui kotoran kelinci yang mengandung spora parasit, yang dapat terhirup, tertelan, atau masuk melalui luka. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia.

Kelinci yang terinfeksi encephalitozoonosis dapat menunjukkan gejala seperti kepala miring, nistagmus (gerakan mata yang tidak terkendali), ataksia (gangguan keseimbangan), kejang, kelumpuhan, gangguan penglihatan, mata berair, mata merah, mata bengkak, mata buta, penurunan berat badan, poliuria (buang air kecil berlebihan), polidipsia (minum berlebihan), atau gagal ginjal. Namun, banyak kelinci yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, atau hanya gejala ringan.

Penyakit ini dapat diobati dengan obat antiparasit, seperti albendazole, fenbendazole, atau ivermectin, yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan parasit. Pengobatan harus dilakukan selama beberapa minggu atau bulan, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Pengobatan juga harus disertai dengan perawatan suportif, seperti memberikan cairan, pakan, vitamin, atau obat lain yang diperlukan. Namun, pengobatan tidak selalu berhasil, dan kelinci dapat mengalami kambuh atau komplikasi.

Cara mencegah penyakit kelinci yang menular pada manusia ini adalah dengan menjaga kebersihan dan sanitasi kandang kelinci, menghindari kontak dengan kotoran kelinci, mencuci tangan setelah menyentuh kelinci atau benda-benda yang terkontaminasi, dan membawa kelinci ke dokter hewan jika menunjukkan gejala-gejala encephalitozoonosis.

Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi saluran pernapasan adalah penyakit kelinci yang menular pada manusia yang disebabkan oleh bakteri, terutama Pasteurella multocida. Bakteri ini dapat hidup di hidung, mulut, atau mata kelinci, dan dapat menyebar melalui bersin, batuk, atau kontak langsung. Bakteri ini juga dapat menginfeksi bagian tubuh lain, seperti telinga, abses, paru-paru, atau rahim. Penyakit ini dapat ditemukan di mana saja.

Kelinci yang terinfeksi saluran pernapasan dapat menunjukkan gejala seperti bersin, hidung berair, hidung berdarah, mata berair, mata berdarah, mata berisi nanah, mata bengkak, mata tertutup, nafas berbunyi, nafas pendek, nafsu makan menurun, lesu, atau kematian mendadak. Gejala-gejala ini dapat bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi.

Penyakit ini dapat diobati dengan obat antibiotik, seperti enrofloxacin, chloramphenicol, atau trimethoprim-sulfamethoxazole, yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Pengobatan harus dilakukan sesuai dengan resep dokter hewan, dan tidak boleh dihentikan sebelum waktunya, karena dapat menyebabkan resistensi atau kambuh. Pengobatan juga harus disertai dengan perawatan suportif, seperti memberikan cairan, pakan, obat anti-inflamasi, atau obat penghilang rasa sakit. Namun, pengobatan tidak selalu berhasil, dan kelinci dapat menjadi pembawa bakteri seumur hidup.

Cara mencegah penyakit kelinci yang menular pada manusia ini adalah dengan menghindari kontak dengan kelinci yang sakit atau yang memiliki riwayat infeksi saluran pernapasan, menjaga kebersihan dan kesehatan kelinci peliharaan, memberikan pakan yang seimbang dan bergizi, memberikan vaksinasi jika tersedia, dan membawa kelinci ke dokter hewan jika menunjukkan gejala-gejala infeksi saluran pernapasan.

Kesimpulan

Penyakit kelinci yang menular pada manusia adalah penyakit yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis-jenis penyakit kelinci yang menular pada manusia dan cara mencegahnya. Dengan demikian, Anda dapat memelihara kelinci dengan aman dan nyaman, tanpa khawatir tertular penyakit. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah tentang penyakit kelinci yang menular pada manusia, jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan terdekat.

Bagikan: